Repertoir gerak teatrikal kolaborasi seniman Jepang dan Jogja |
Apa yang ada dalam benak kita saat kita mendengar kata “budaya”? Baju adat? Tarian-tarian seperti tari Saman, Reog,? upacara adat, lagu-lagu daerah, atau sesuatu yang terkesan kuno dan antik? Atau benar-benar tidak memiliki bayangan dan kemudian mengetikkan keyword “budaya” pada kotak search engine seperti Google, Yahoo, atau semacamnya sambil mengingat-ingat kembali materi saat duduk di bangku sekolah untuk merangsang otak kita dalam menemukan jawabannya.
Pengertian mengenai
budaya yang diajarkan ketika di bangku sekolah yang paling umum adalah menurut
Selo Soemardjan dan Soelaiman Soemardi, kebudayaan adalah sarana hasil karya,
rasa, dan cipta masyarakat.[1].
Akhirnya sarana tersebut direalisasikan oleh masyarakat itu sendiri dalam
berbagai bentuk yang telah kita ketahui hingga saat ini seperti bahasa, tempat
tinggal, pakaian, berbagai macam kesenian, upacara-upacara adat . Ringkasnya
seperti pendapat seorang ahli sosiologi bernama J.J. Hoenigman yang membedakan
wujud kebudayaan menjadi 3 bagian yaitu gagasan (ide), tindakan, dan artefak
(karya dalam bentuk fisik)[2]
Masih belum hilang
diingatan kita ketika mulai sekitar sekitar tahun 2007[3]
kekayaan budaya Indonesia mulai di klaim oleh Negara tetangga mulai dari
kesenian Reog Ponorogo, Lagu daerah Ambon Rasa
Sayange, tari pendet, batik, alat music Tor-tor Sumatera utara hingga
naskah-naskah kuno beberapa daerah diIndonesia. Dilansir melalui situs http://budaya-indonesia.org
setidaknya terdapat 32 daftar artefak budaya Indonesia yang di klaim bangsa
lain
Mengapa klaim budaya
asli milik Indonesia bisa terjadi? Salah siapa sebenarnya? Pemerintahkah?
Negara pengklaim kah? Atau masyarakat sebagai pemilik budaya? Tampaknya focus
perdebatan mengenai hal tersebut dapat sedikit dialihkan kepada hal lain yang
lebih memiliki nilai positif seperti
mencerna penyebab-penyebab hal tersebut dapat terjadi.
[1]
http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/23921/4/Chapter%20I.pdf
[2]
http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/19646/3/Chapter%20II.pdf
[3] http://www.tempo.co/read/news/2012/06/20/173411849/Tujuh-Klaim-Budaya-oleh-Malaysia-Sejak-2007
Priska Enggar Kinanthi
Rizky Riana
Tika Septiana
Tidak ada komentar:
Posting Komentar