Barometer Warta Indonesia

Home » , » Jejak Sang Penenun di Tanah Flores

Jejak Sang Penenun di Tanah Flores

Written By Unknown on Minggu, 14 Desember 2014 | 07.49



Larantuka adalah Ibu Kota Kabupaten Flores Timur yang berada di belahan terjauh bagian timur Pulau Flores, Nusa Tenggara Timur. Dikutip dari website resmi Wonderful Indonesia Larantuka sejatinya memiliki peran penting dalam penamaan pulau yang menggenggamnya, yaitu Flores. Nama Pulau Flores diperkirakan berawal dari tempat ini. Dahulu Larantuka disebut sebagai Tanjung Bunga (Cape of Flower). Dalam bahasa Portugis, Tanjung Bunga diucapkan sebagai Cabo da Flora atau Cabo da Flores. Dari nama itu, pulau tersebut secara keseluruhan hingga kini disebut Flores.
Tanah Flores menyimpan banyak warisan asli Indonesia, salah satunya adalah tenun khas Flores. Dilansir dari berita perwakilan Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) tenun flores tlelah menjadi ciri khas budaya Indonesia, hingga menarik minat KBRI  Brasilia  untuk mengundang  Alfonsa  Horeng  guna mempromosikan  tenun  ikat  Flores  di hadapan  khalayak  masyarakat  setempat  dan   korps  diplomatik  di  Brasilia (Berita Perwakilan Kedutaan Besar Republik Indonesia  melalui http://www.kemlu.go.id.
Kerajinan tenun tersebut tercermin pada salah satu patung Tanah Larantuka yang melegenda yaitu patung Mama Wulu. Ulasan dari sumber  Detik.com menegaskan bahwa berdasarkan publikasi dari Ruth Barnes dari Asmolean Museum, Oxford, London yang diterbitkan di Oxford Asian Textile Group Newsletter No 37 Juni 2007, diperkirakan patung perunggu ini dibuat antara tahun 556-596 AD. Patung mungil ini dinilai sangat unik karena menggambarkan sejarah perkembangan teknik menenun. Tergambar secara rinci baris dan lajur benang tenun dan juga motif tenun khas Flores pada alat tenun yang ada dipangkuannya. Disamping itu, kombinasi tahun pembuatan dan juga bahan pembuatan patung ini membuat Sang Penenun semakin unik dan berharga sehingga pada tahun 2006 dinobatkan sebagai “Master Piece of the 6th Century of Indonesia Sculpture” oleh National Gallery of Australia.
Mama Wulu atau Sang penenun adalah patung perunggu yang menunjukan fakta bahwa teknik tenun sudah menjadi budaya leluhur tanah Flores. Dilansir dari Detik.com. Alat tenun sederhana yang digunakan Sang Penenun masih dapat kita jumpai di daerah terpencil di kawasan Asia Tenggara. Berdasarkan analisa pakar dari National Gallery of Australia tampaknya pembuat patung ini sangat mengetahui teknik menenun, sehingga alat tenun yang ada dipangkuan Sang Penenun dibuat demikian akuratnya. Fakta ini menunjukkan bahwa teknik menenun yang ada di Flores sudah ada sejak jaman perunggu. Berdasarkan detail postur tubuh patung tersebut, diduga pembuat patung ini adalah seorang laki-laki.
Namun, menurut berita yang dilansir dari Kompas.com (25/9). Australia  patung ini telah hilang seraca misterius pada tahun 1977. Hingga tidak diketahui perjalanannya, patung tersebut dapat sampai ketangan seorang kolektor benda antik asal Swiss.  Hingga kini, Sang Penenun dari Tanah Flores tersebut masih berada di National Gallery of Australia

Share this article :

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

 
Support : Mas Template
Copyright © 2011. Warta Satu - All Rights Reserved
Template Created by Creating Website
Proudly powered by Blogger