Barometer Warta Indonesia

Home » , » Kurang Aman, Artefak Kuno Ini Juga Hilang dari Museum Nasional!

Kurang Aman, Artefak Kuno Ini Juga Hilang dari Museum Nasional!

Written By Unknown on Senin, 08 Desember 2014 | 14.34

Sumber:  Foto Artefak Museum Gajah yang Digondol Maling. http://nasional.news.viva.co.id/news/read/443963-foto-dan-spesifikasi-artefak-museum-gajah-yang-digondol-maling


Selain Mama Wulu dari  Larantuka, Flores, ada beberapa artefak bersejarah Indonesia yang hilang, empat diantaranya hilang dari Museum Nasional atau museum Gajah di Jakarta. Artefak-artefak yang hilang dicuri tersebut adalah  peninggalan-peninggalan milik Mataram Kuno dari abad 10 Masehi. Seperti yang di lansir dari Tempo.co (12/9/2013) Artefak-artefak terseut antara lain:
(1) Lempeng Naga Mendekam Berinskipsi berbentuk naga bermahkota dalam posisi melingkar, Ditemukan di daerah Jalatunda, Jawa Timur. Panjangnya 5,6 sentimeter dengan lebar 5 sentimeter.
(2) Lempeng Bulan Sabit Beraksara, bentuknya seperti bulan sabit dan deretan segitiga seperti cakar. Panjangnya 8 sentimeter dengan lebar 5,5 sentimeter.  
(3) Wasah bertutup (cepuk), benda ini berbentuk seperti dandang tertutup tanpa pegangan dan tutupnya berbentuk bundar Diameternya 6,5 sentimeter dengan tinggi 6,5 sentimeter;
(4) Lempeng Harihara, artefak ini berbentuk lembaran melukiskan arca Harihara yang berdiri di atas bantalan teratai ganda. Dengan panjang 10,5 sentimeter dan lebar 5,5 sentimeter, lempengan ini dibuat dari campuran perak dan emas.
Lembaran lempeng-lempeng tersebut mengandung mantra-mantra dewa dan hanya terdapat di Indonesia dan India.
Indonesia sangat kaya akan peninggalan bersejarah, karenanya Indonesia menjadi lumbung para kolektor barang antik dari berbagai negara. Bukan tidak mungkin jika beberapa artefak yang hilang adalah pesanan para kolektor dari luar negeri. Karena jika penadah artefak curian adalah orang Indonesia pastilah dapat dilacak karena benda bersejarah tersebut sudah ditandai dengan nomor inventaris benda antik yang dilindungi oleh Negara
Menurut Kombes Rikwanto, Kepala Bidang Humas Polda Metro Jaya yang dilansir oleh Viva news (18/12/2013), "Mungkin pedagang akan takut karena barang yang akan dijual itu adalah barang yang dilindungi negara. Kemungkinan terbesar, penyalur dan penampungnya adalah kolektor barang antik,"
Indonesia menjadi incaran yang mulus bagi para kolektor karena sistem pengamanan di museum - museum bersejarah Indonesia terhitung longgar dan tidak ada sistem pengamanan khusus. Hanya mengandalkan kamera CCTV dan penjagaan dari pegawai penjaga museum. Jika kamera CCTV rusak atau pegawai lalai, sungguh ini menjadi sasaran empuk bagi pihak yang mempunyai niat untuk mencurinya.
Menurut Kombes Rikwanto yang kali ini dilansir oleh suara pembaruan(dot)com (2/10/2013) "Dari sisi kelalaian jelas ada karena alarm dan kamera CCTV saat itu tidak berfungsi. Namun juga ada niat dari seseorang untuk mencuri koleksi tersebut," ujarnya. Rikwanto juga mengatakan pihaknya akan terus menyelidiki pencurian artefak Museum Nasional hingga ditemukan titik terang. Sebab, kejadian itu bukan hanya terkait dengan kerugian museum saja, tetapi juga kerugian budaya Indonesia.
Dari kasus-kasus tersebut, dapat disimpulkan bahwa selain dari peralatan pengamanan seperti CCTV, alarm, dan lan sebagainya, petugas keamanan yang profesiaonal seperti dari kepolisian juga harus ditempatkan di tempat-tempat penyimpanan artefak-artefak tersebut untuk memperketat keamanan.Sudah seharusnya peninggalan bersejarah dilindungi oleh Negara. Karena benda bersejarah adalah jati diri bangsa.
 Menurut Remy Riverino, seorang pemerhati budaya  dalam tulisannya di forum kompasiana (dot) com, “Saya setuju dengan gagasan dari Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan bahwa benda-benda bersejarah yang ada di museum agar dapat diduplikasi sehingga yang dipamerkan adalah duplikatnya. Sedangkan yang aslinya disimpan ditempat yang aman dari pencurian, kebakaaran dan bencana alam. Hal ini untuk mencegah terjadi apa-apa atau hal-hal yang tidak diinginkan.”
Share this article :

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

 
Support : Mas Template
Copyright © 2011. Warta Satu - All Rights Reserved
Template Created by Creating Website
Proudly powered by Blogger