![]() |
Outlet Batik Kembar
Yogyakarta di Jalan Jl. Alamanda no. 14 Gejayan
|
Batik merupakan warisan
budaya Indonesia yang semakin melejit namanya di kancah internasional.
Pengakuan UNESCO terhadap batik sebagai Intagible
Cultural Heritage of Humanity menjadikan batik sebagai “Fashion Icon of Indonesia”. Imbas
positif dari pengakuan UNESCO tersebut, seperti yang dikatakan oleh Menteri
Perindustrian, Kabinet Indonesia Bersatu II, MS Hidayat, pada peringatan Hari
Batik Nasional yang jatuh pada 2 Oktober 2014 silam, bahwa pengusaha batik
memberikan sumbangan besar terhadap pertumbuhan ekonomi nasional. Sumbangan
dari industri batik ini berupa peningkatan devisa serta pendapatan bagi daerah,
pengusaha industri, perajin, dan pedagang.
Salah satu sosok pengusaha
Batik tersebut adalah Aulia Arifatu. Di sela kesibukannya sebagai asisten dosen
dan asisten surveyor Fakultas Ekonomi International Program Universitas Islam
Indonesia, Aulia tengah mengembangkan usaha Batik modern yang diberi nama Batik
Kembar. “Nama batik kembar ini diambil dari adik saya yang kembar. Adik
terakhir saya adalah kembar, mereka bernama Fatah dan Fatih. Sebagai rasa
syukur atas karunia Allah karena keluarga kami di anugrahi anak kembar, maka
usaha ini diberi nama “Batik Kembar, “ ungkap perempuan asal Kota Batik ini.
Pilihannya jatuh kepada usaha Batik modern didukung
optimisme perkembangan batik Dorongan berbagai pihak seperti program program
pemerintah, seniman, dan masyarakat itu sendiri juga menjadi aksi nyata
semangat pelestarian budaya Bangsa. Aulia memandang dengan diiberlakukanya MEA
(Masyarakat Ekonomi Asean) pada awal tahun 2015 nanti menjadikan batik sebagai
peluang yang baik dalam memajukan perokonomian Indonesia di bidang Industri
kreatif.
“Jadi, saya memilih usaha batik modern ini karena
saya ingin membawa batik sebagai fashion
heritage tidak hanya di Indonesia, tapi juga fashion heritage untuk dunia, “ungkapnya.
Pengakuan Batik secara internasional memunculkan
tantangan baru untuk para pelaku usaha Batik. Mereka dituntut untuk membuat
warisan budaya tersebut mampu beradaptasi dengan trend fashion dunia. Batik bukan lagi kain bermotif yang dipakai
pada acara resmi, tetapi lebih dari itu Batik menjadi busana yang dapat
dikrasikan untuk pelbagai suasana dan usia. Assosiasi Perancang Pengusaha Mode
Indonesia (APPMI) Yogyakarta selalu mengeluarkan trend fashion forecast terbaru yang juga menjadi panutan bagi
rancangan Batik Kembar.
Tidak hanya dari sisi
produk, Aulia juga menggeluti bidang muslimah modelling yang dianggap relevan
untuk pemasaran produknya. Selain itu dia juga seorang freelance muslimah model, fashion
dan hijab stylist. Totalitas yang
Aulia bangun tidak sia – sia, terbukti Batik Kembar kerap menjadi sponsor
beberapa acara seperti Pemilihan Putra Putri Batik dan show di panggung Jogja
Fashion Week 2014.
Sebagai seorang
pengusaha muda, Aulia berpesan kepada para pemuda untuk bangga terhadap
produk-produk Indonesia, guna menghapus image konsumen Indonesia yang terkenal
dengan karakter “foreign brand liker”-nya.
Ulfa Arieza
Tidak ada komentar:
Posting Komentar